Kamis, 27 September 2007

Penemu Obat Kanker dari Klorofil

Dunia tumbuh-tumbuhan mampu menaklukkan hati Leenawaty Limantara PhD. Kecintaannya kepada dunia tumbuhan tak main-main. Seusai menyelesaikan kuliah di Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, ia pun memutuskan melanjutkan studi ke bidang kimia di Universitas Kwansei Gakuin, Jepang, hanya untuk mendalami penelitian terhadap proses kimia dari fotosintesis pada tumbuhan. Karena pada saat meneliti proses fotosintesis itu ia jatuh cinta kepada klorofil atau zat hijau daun, sebagai salah satu molekul yang paling berperan dalam proses tersebut.

"Sejak saat itu saya bertekad harus mengetahui unsur kimia dari klorofil. Makanya saya putuskan untuk pindah bidang studi," ia menjelaskan.

Penelitiannya terhadap kandungan klorofil pada algae (ganggang) dan bakteri telah dimulai sejak 1991. Tapi, ketika itu yang ia teliti baru sebatas penelitian dasar mengenai klorofil. Saat itu ia baru mengetahui bahwa molekul klorofil baru bisa berfungsi apabila berada pada suatu tahapan yang disebut tereksitasi dan tahapan teroksidasi.

"Pada saat itu penelitian-penelitian di tingkat dunia telah berhasil menemukan spektrum dari molekul klorofil pada saat ia tereksitasi. Tapi untuk menjawab atau menentukan spektrum itu, atau berbicara mengenai seperti apa tingkah laku atau bagaimana molekul ini bergerak, masih belum bisa dilakukan. Sehingga penentuan empiris mengenai klorofil, khususnya bakterioklorofil pada saat itu tidak bisa dilakukan. Nah, itulah yang memicu saya untuk memulai penelitian ini," ujarnya.

Penelitian Dasar

Pada penelitiannya lebih lanjut yang memakan waktu tahunan, akhirnya Leenawaty pun menemukan bahwa jika atom-atom yang merupakan bagian dari penyusun klorofil tersebut diberi label atau tanda, ia akan dapat mengetahui perilaku molekul pada tahap tereksitasi. Dengan diketahuinya perilaku molekul pada saat tereksitasi, katanya, akan membuka pemahaman lebih dalam mengenai mekanisme klorofil dalam menyerap cahaya di dalam mentransfer energi, dan membuka peluang kepada berkembangnya ilmu-ilmu yang lain. "Jadi penelitian dasar itu sangat penting untuk mendukung ke penelitian terapan," ia menegaskan.

Tak cukup sampai di situ, Leenawaty pun melanjutkan penelitiannya, dengan menggunakan bakteri yang tidak mengandung karotenoid. Bakteri yang manja dan sangat labil itu juga berhasil diisolasi sehingga membentuk spesies radikal kation pada antena penangkap cahaya.

Penemuan itu memungkinkan para pakar fotosintesis mendapatkan pemahaman lengkap mengenai fungsi fisiologis bakterioklorofil. Dewasa ini dengan penemuan-penemuannya itu, ia telah berhasil mengembangkan risetnya dan menemukan obat yang bisa membunuh sel kanker dengan cara kerja mirip proses fotosintesis daun.

"Saya tidak mau bilang kalau klorofil merupakan obat bagi penderita kanker atau tumor. Hanya saya bisa katakan bahwa klorofil bisa digunakan sebagai obat fotosensitizer, yaitu klorofil potensial untuk mengendalikan kanker. Tapi, sekali lagi saya katakan, yang mengendalikan itu bukan klorofil melainkan fotosensitizernya," katanya.

Meski demikian, kata dia, sejumlah jurnal ilmiah di dunia internasional telah memuat manfaat klorofil sebagai suplemen atau minuman kesehatan. Dan, terbukti telah menyembuhkan beberapa penderita kanker paru-paru, mata, saluran pencernaan, mulut, dan lain-lain.

"Bukti bahwa klorofil telah berhasil menyembuhkan kanker-kanker itu telah dimuat di sejumlah jurnal ilmiah. Tapi saya tidak mau menyebut kalau klorofil adalah obat segala jenis kanker," ia mengimbuhkan.

Berdasarkan hasil penemuannya itu, ia pun berencana akan memproduksi makanan atau minuman suplemen bagi kesehatan yang mengandung klorofil. "Karena zat hijau daun bisa diproduksi ke dalam bentuk tablet, minuman, injeksi, salep, atau lain-lain. Kalau nanti saya sudah menciptakan minuman kesehatan dari klorofil, pasti akan saya patenkan," ujarnya.

Kembali Meneliti

Leenawaty, kelahiran Teluk Betung, Lampung, 24 Juni 1965, adalah satu di antara ilmuwan, termasuk guru, yang memperoleh penghargaan Indonesia Toray Science Foundation pada penggal awal Februari lalu. Berkat karyanya, Photochemistry and Photobiology of Bacterio (Chlorophyll) and Derivatives in Various Electronic States: From Basic to Its Application, ia memperoleh hadiah uang Rp 60.000.000.

Leenawaty yang sehari-hari bisa dijumpai di Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana itu, mengaku belum akan mewujudkan keinginan untuk memproduksi minuman kesehatan tersebut dalam waktu dekat ini. Saat ini ia tengah berkonsentrasi untuk kembali meneliti fotodegradasi dari bakterioklorofil dan turunannya.

Hanya, untuk melakukan penelitian itu ia membutuhkan alat kromatografi cair kinerja tinggi yang agak modern. Dan untuk membelinya harganya cukup mahal, mencapai Rp 280 juta.

Ia pun berharap ada yang membantunya untuk memiliki alat tersebut. Ia mencontohkan para profesornya di Jepang mengirimkan peralatan penelitian ke laboratoriumnya di Salatiga. "Meskipun memerlukan beberapa perbaikan, tapi masih bisa digunakan," ujarnya. [Pembaruan/Yumeldasari Chaniago]

(http://www.suarapembaruan.com/News/2006/04/05/Gaya/gaya04.htm)

8 komentar:

Unknown mengatakan...

Perlu kita ketahui semua bahwa produk Liquid chlorophyll dari K-Link tidak mengandung Chlorophyll yang murni. Hal ini bisa diuji spektrumnya. Demikian ingredients bisa kita baca bahwa ada banyak kandungan yang tak berguna dalam klorofil produk K-link itu. Metode pemurnian klorofil yang dipakai oleh K-link juga tidak dapat dibenarkan karena dalam pemurniannya menggunakan sejenis larutan aseton (: yang dipakai untuk pembersih cat kuku), ini sangat merugikan tubuh terutama dampak langsung bagi kinerja ginjal kita. Perlu kita ketahui bersama bahwa menurut Dr. Leenawaty Limantara, M. Sc di dunia ini bahkan yang sudah direkomendasikan badan POM-RI masuk ke Indonesia sudah ada 103 produk Chlorophyll. Ada yang berbentuk kapsul, tablet dan liquid. Yang terbaik adalah liquid karena mudah diserap dalam tubuh manusia, sedang yang berbentuk padat baik kapsul maupun tablet 65% akan terbuang bersama feses (BAB) manusia. Lagi, perlu kita ketahui bersama secara jujur menurut sumber yang dapat dipercaya bahwa Liquid Chlorophyll yang diproduksi dan dijual K-Link pernah ditolak oleh Dr. Leenawaty Limantara, M. Sc ketika beliau ditawari oleh K-Link untuk dikonsumsi oleh beliau sendiri. Hal ini karena Dr. Leenawaty Limantara M. Sc sebagai pakar yang telah meneliti klorofil selama 15 tahun tahu betul kualitas klorofil yang diproduksi K-Link itu tidak murni. Justru ketika seorang ibu rumah tangga bernama ibu Yuyun Fandayanti yang begitu sederhana menawarkan Liquid Chlorophyll yang diproduksi Nature's Sunshine - Synergy World Wide pada April 2004, Dr. Leenawaty Limantara, M. Sc sangat senang sekali karena beliau baru tahu bahwa klorofil tersebut sudah direkomendasi POM untuk dikonsumsi dan dijual di Indonesia. Beliau mengatakan bahwa di Indonesia hanya klorofil dari Synergy Worldwide inilah yang terbaik dan layak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Terutama bagi penderita kanker, gagal ginjal dan demam berdarah seperti yang Dr. Leenawaty Limantara, M. Sc tulis dalam berbagai media cetak dan elektronik serta yang beliau teliti dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ini. Kini rahasia telah dibukakan melalui komentar ini bahwa Dr. Leenawaty Limantara, M. Sc beserta seluruh keluarganya telah mengkonsumsi Liquid Chlorophyll dari Nature's Sunshine - Synergy Worldwide dan telah menikmati menjadi konsumen sekaligus distributor Synergy Worldwide sejak tahun 2004.

ryan_noni mengatakan...

hallo pak pak maryanto saya sendiri setuju apa yg dikatakan pak driharkoro.... memang demikian faktanya memang demikian kok walaupun saya sendiri orang k-link.... aceton memang ada pada produk klink.......cron ambasador kan ada yg udah gagal ginjal,... bahkan konsumsi 3 tahun ini bapak upline saya juga kena ginjal...saya kira apa mungkin itu efek dari konsumsi....kloropil, karena ya kembali k-link kan gak ada riset nya kayak... produk dari amrika yg butuh safety betulan riset minimum 5 tahun baru bisa di pasarkan, kalau untuk konsumsi sendiri saya kira perlu pikir2 pak kalau hanya untuk bisnis ya silahkan.... tapi secara moral saya gak sampai hati pak....makanya saya udah 2 tahun lebiuh berhenti dari k-link apalagi satu tahun produk di pakai untuk anak gak ada manfaat....blon banyak di komplen pemakai.....dan trimakasih sekarang anak saya sehat pakai tahitiannoni....dan banyak orang terbantu dengan jus tersebut......itu pun saya harus cek riset dan daqta2 lengkap mengenai noni tahiti trsebut dari riset independent di internet bahkan sudah ada patent tuk diabetes, kanker, anti virus, dll. baru saya p-utuskan pakai TNJ dan ternyata saya yg hanya pemakai murni bisa juga mendapat tambahan income yg jauh lebih baik di k-link

I Ketut Arnawa SST mengatakan...

saya dan keluarga sudah konsumsi produk K-Link sejak Juni 2007 sampai sekarang, hasilnya kesehatan keluarga kami sangat prima, juga kantong kami sedah agak tebal, jadi kami gak mungkin berpindah ke lain hati

Anonim mengatakan...

Wahai pak Driharkoro, Tampak anda orang yg paling bijaksana dalam memberi komentar, Seandainya kalau ada berita seperti : perusahaan Synergy gak punya utang,
tapi kenyataannya punya utang luar biasa, itu artinya apa...dirimu mau berbohong atau perusahaan anda yang berbohong.Belajarlah untuk lebih bijaksana.

Anonim mengatakan...

Ass..Sepertinya pk tri mencoba menghakimi sebuah persaingan bisnis secara tdk sehat.Begini aja pak seandainya produk klorofil k-link berbahaya sebaiknya segera laporkan ke pihak yg berwenang secara resmi bkn duplikasi negatif ke downlen dgn kemana mana bw fotokopian fitnah tersebut,sy yakin pihak perusahaan k-link akan dgn senang hati menanggapinya bahkan akan mengcounter telak spt kasus medan.Pk tri sptnya msh kanak2 y dlm bisnis..Cian deh

driharkoro mengatakan...

Kita bicara fakta bukan katanya dan bukan fitnah.........bukti ilmiah bukanlah fitnah karena Andapun tidak tahu apa yang Anda katakan! Sy tdk tertarik bicara persaingan bisnis yang tidak sehat, tetapi hasil laboratorium, yang JELAS! Mungkin Anda yg tidak paham apa maksud saya! K-Link adalah perusahaan dari Malaysia yg bergerak dlm bidang bisnis MLM mana mau dia menjelaskan konten klorofilnya dan mempertanggungjawabkan hasil laboratorium.....saya tanya apa Anda bisa menunjukkan jurnal ilmiahnya....pengujian hasil Klorofil K-Link dari laboratorium? Hasil uji klorofil K-Link sendiri saya tahu pastinya ada tp saya kira disembunyikan oleh perusahaannya yg tidak mungkin disharingkan pada konsumennya atau member MLM! Barangkali juga K-Link tidak berani terbuka atas uji laboratorium di Indonesia! Saya tahu Andapun yang "ANONIM" itu adalah member MLM atau distributor MLM K-Link, Anda sama artinya saja dengan pemakai atau konsumen seperti yang lainnya juga. Sayangnya Anda konsumen yg tidak kritis dgn produk yg Anda jual dan pakai! Itu terserah Anda! Itu pilihan Anda! Saya hanya menyampaikan fakta untuk edifikasi bagi konsumen lain yang tidak tahu bagaimana hasil riset klorofil K-Link tersebut yg tidak disharekan. Apalagi perbuatan edifikasi member K-Link Indonesia yang mencatut nama Dr. Leenawaty Limantara, MSc. dgn mengutip koran ataupun artikel dari berbagai media tanpa bertanggungjawab yang seolah bahwa beliau (Dr. Leenawaty Limantara, MSc) yang merekomendasikan klorofil produk K-Link bagi masyarakat agar mengkonsumsinya padahal konsumenlah yg akan dijadikan korban apabila klorofil tersebut tidak ada bukti empiris lewat pengujian laboratorium. Kalau ada saudara yang 'ANONIM' meminta saya melaporkan pihak yang berwajib, saya pikir buat apa? Saya tidak merasa diuntungkan atau dirugikan oleh Klorofil dari K-Link! Bukan karena saya takut melaporkan, tapi buat apa itu kan MLM dari Malaysia. Wajar apabila K-Link ingin memperdagangkan barangnya di Indonesia, ini kan perdagangan bebas, tapi kita ini orang Indonesia harus menjadi konsumen yang cerdas bisa memilih produk yang baik dan yang tidak, toh juga saya tetap salut semua produk yang bermanfaat dan teruji dari semua pabrikan apapun, bagi saya lebih berkualitas jamu gendongan tradisional Indonesia lho, ngapain ngotot! Toh kita bukan pemilik pabriknya to, ingat kita ini konsumen, JELAS? Sebagai konsumen CERDAS buat apa saya juga minta pertangunganjawaban dari K-Link, toh pasti kalau saya konsumen yg dewasa dan kritis lebih baik tidak mengonsumsi saja itu sudah cukup kan? Kalau masalah SynergyWorldWide, saya bukan asal ucap "kecap nomer satu" memang ada plus-minusnya, kalau bicara produk itu faktanya memang telah diuji benar-benar di laboratorium serta bukan hanya rekomendasi BPOM dan Sertifikasi Halal MUI tapi yg lebih prestisius rekomendasi laboratorium FDA (Food&Drug Association)yg menguji secara ketat, btw apakah klorofil K-Link punya rekomendasi itu? SynergyWordWide di berbagai negara baik di Malaysia, Singapura, Jepang, China, Amerika, Autralia, Jerman dan negara2 di Eropa tidak mengalami kebangkrutan dan hutang, justru sangat kuat. Saya akui bahwa SynergyWordWide di Indonesia sekarang ini mengalami krisis, apakah kalau mengalami krisis ekonomi itu bukankah sesuatu hal yang tidak wajar? Ya wajar toh, Anda pun kalau tidak punya uang dan sedang krisis keuangan pasti Anda mencari pinjaman modal untuk menjalankan bisnis Anda kembali, bukankah begitu? Memang kalau Anda menyebut saya tidak dewasa atau kekanak-kanakan dalam berbisnis ataupun apapun juga, Anda tidak lebih dari apa yang Anda tuduhkan daripada saya? Mengapa Anda memakai 'ANONIM'? Terima kasih atas perhatiannya!

Driharkoro mengatakan...

Tambahan:
Terima kasih untuk ketulusan dan kejujuran sobat konsumen yaitu kpd:
1. Bp. Eryan
2. Bp. I Ketut Arnawa, SST
Salam,
Driharkoro
(Maaf bukan pak Tri seperti yang disebut Saudara "ANONIM")

fibri mengatakan...

Wah komennya pak driharkoro mantaaaaaaap.sbg org awam sy trkesan dgn komen anda..sprtnya anda sudah brpengalaman di perusahaan yg anda jalani..tp meski sy org awam sy mengerti ttg legalisasi produk.bnyk produk yg beredar skrg lolos uji tp caranya masih sangat diragukan..buktinya ada klinik kecantikan yg sangat trkenal ,melakukan legalisasinya dgn cara kotor, shga produknya laris di pasaran.So meski dah lolos uji di badan manapun,apapun itu masih berupa secarik kertas bukti belaka..contoh saja obat2 yg beredar skrg nyatanya lolos uji,,tp tetap ada label "AWAS OBAT KERAS"yg dapat merusak organ ginjal ,toh jg bisa terjual.Dan sy tau dr Leenawaty jg brperan sbg public speaker di perusahaan t4 produk anda di buat,jd wajar dia membuat bukti2 yg membuat mata masyarakat percaya..mnrt sy produk manapun pnya plus minus....mengenai ada bahan kimia ato tdk biarlah testimoni org2 yg menjadi bukti nyata.mnrt sy pribadi produk MLM bagus semua dan pnya kelebihan masing2..krn sy pengguna produk MLM,,sy lebih prcy produk MLM drpd obat2an di luaran sana..cuma yg jadi masalah skrg adalah SISTEM bisnisnya,.Sbg pengamat bisnis ,skrg banyk perusahaan yg mengatasnamakan MLM tp sebenarnya cm money game yg slalu menguntungkan atasan..itu yg membuat citra MLM mnjd buruk yg akhirnya menimbulkan perdebatan macam komen2 yg ada.kmd merembet ke citra produk2 yg sy katakan bagus tadi.Kesimpulannya kita tak usah memperdebatkan produknya,tp sistem bisnis macam money game lah yg harus kita perangi dr skrg.terima kasih smga info ini membuka mata kita semua ttg apa yg telah trjadi di negara kita.Salam Sehat dan Salam Sukses ;)